Pages

Selasa, 01 Mei 2012

The Invention of Hugo Cabret

Hugo Cabret adalah seorangg anak yatim piatu yang tinggal di Stasiun Kereta Api di Paris.Dulu ia dan Ayahnya menemukan robot tua yang rusak di Museum tempat ayahnya bekerja.Tapi museum itu terbakar dan Ayahnya meninggal.Dia pun dibawa oleh pamannya ke Stasiun tersebut dan tinggal didalamnya.Hugo pun terus memperbaiki Robot yang ditemukannya,ia merasa ada pesan dari robot tersebut.Dalam kesehariannya dia sering mencuri makanan,minuman dan besi-besi untuk pelengkap robotnya.Hanya 1 yang belum yaitu Kunci berbentuk Hati.Hugo juga di ajak bekerja di Toko Mainan Georges Melies karena dia memilik kemampuan memperbaiki benda seperti Ayahnya.Tak lama ia pun bertemu dengan Isabelle anak baptis dari Melies yang serba ingin tau.Ternyata Kunci Hati tersebut ada padanya.Hugo pun mengajak Isabelle ke tempat Robot Automaton tersebut.Ternyata Robot tersebut menggambar Film terakhir yang Ayah Hugo terakhir lihat.Judulnya " A Trip to the Moon "

Bagi manusia renta bernama Georges Méliès (Ben Kingsley), masa lalu sebaiknya dikubur dalam-dalam. Tak hanya akan membawa perasaannya melantur tanpa kendali. Lebih dari itu, mengingat masa lalu sama saja artinya menyakiti hatinya sendiri. Karena itu, Georges Méliès pun mesti mengubur kenangan indah penuh rasa bangga akan sejarah hidupnya sendiri yang tak mungkin dia bisa raih kembali. Masa lalu yang penuh kebanggaan menjadi kuburan emosi yang terpendam lantaran karirnya dipaksa kandas karena bencana politik bernama Perang Dunia I.

Awalnya, Georges Méliès adalah “orang besar”. Ia berhasil  meraih sukses dan meraup ketenaran. Mula-mulai dikenal sebagai tukang sulap dan baru kemudian namanya menjulang tinggi sebagai sutradara film. Namun karena Perang Dunia I melanda Eropa dan ikut menggilas Perancis, tak ayal industri perfilman di Negeri Anggur itu pun ikut hancur. Tak terkecuali dunia dan panggung kreatif Georges Méliès: bangkrut lantaran selera zaman sudah berganti rupa.
Tonil dan sandiwara sempat menjadi panggung hiburan hebat di Eropa dan Georges Méliès berhasil meraup sukses di situ. Namun Perang Dunia I telah membuat selera orang akan panggung hiburan menjadi hilang. Masyarakat Eropa dilanda kegalauan batin, ketika harapan akan masa depan menjadi suram. Virus nihilisme dan frustrasi melanda dimana-mana.
Sebagai orang panggung, Georges Méliès pun terkena imbas virus nihilisme: wabah ‘penyakit’ zaman itu dimana manusia tenggelam dalam frustrasi, depresi,  dan hilang harapan. Kelesuan batin melanda banyak orang dan Georges Méliès pun ikut tertular virus sosial ini.
Guna mengubur kenangan masa silam dan membebaskan diri dari kurungan nihilisme, Georges Méliès lalu ganti haluan dalam berkarir: membuka toko mainan di Stasiun KA Montparnasse Paris. Semua properti dan alat-alat perfilman telanjur dia lego. Sebagian koleksi filmnya malah telah hilang ditelan ganasnya Perang Dunia yang membabi buta.

Film ini memenangkan 5 Piala Oscar dari 11 Nominasi.Ayo buruan Nonton Filmnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar